Dalam bulu tangkis modern, yang menuntut kecepatan, kekuatan eksplosif, dan daya tahan tinggi, skill dan latihan fisik saja tidak cukup. Kunci tersembunyi untuk meraih kemenangan dan menjaga konsistensi adalah Nutrisi Puncak Performa yang sangat terprogram. Atlet bulu tangkis profesional harus menjalani diet khusus yang dirancang untuk mendukung Persiapan Fisik Juara mereka, mengoptimalkan energi, mempercepat pemulihan otot, dan mencegah cedera. Nutrisi Puncak Performa tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga sebagai alat pemulihan. Tim ahli gizi dan Sport Science di Pelatnas Cipayung menyusun rencana diet yang dipersonalisasi untuk setiap atlet, memastikan asupan kalori dan makronutrien yang tepat.
Diet yang ideal untuk mencapai Nutrisi Puncak Performa berfokus pada keseimbangan makronutrien: karbohidrat, protein, dan lemak sehat. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi atlet, terutama untuk menunjang aktivitas intensif dan Footwork Lincah selama pertandingan. Atlet dianjurkan mengonsumsi karbohidrat kompleks (seperti nasi merah, gandum utuh, dan ubi) yang memberikan pelepasan energi secara stabil. Protein, di sisi lain, sangat penting untuk perbaikan dan pembangunan kembali serat otot yang rusak akibat latihan dan pertandingan berat. Asupan protein harus ditingkatkan, terutama dalam periode pemulihan, dengan sumber-sumber seperti dada ayam tanpa lemak, ikan, dan telur.
Waktu konsumsi nutrisi (timing) juga sama pentingnya dengan jenis nutrisi. Periode paling kritis adalah sebelum dan sesudah latihan atau pertandingan. Makanan pra-pertandingan, yang dikonsumsi sekitar dua hingga empat jam sebelumnya, harus kaya karbohidrat dan rendah lemak untuk memastikan pencernaan yang mudah dan pasokan glikogen maksimal. Setelah pertandingan berakhir, atlet harus mengonsumsi campuran karbohidrat dan protein dalam “jendela anabolik” (sekitar 30 hingga 60 menit setelah aktivitas) untuk mengisi kembali cadangan energi dan memulai proses perbaikan otot secepat mungkin.
Selain makronutrien, hidrasi yang tepat adalah non-negosiabel. Dehidrasi sekecil 2% dapat secara signifikan menurunkan performa atletik. Ahli gizi mewajibkan atlet untuk minum air dan minuman elektrolit secara teratur sebelum, selama, dan setelah sesi latihan. Rekomendasi asupan cairan ini dipantau secara ketat melalui tes urin yang dilakukan setiap pagi hari. Dengan disiplin ketat pada semua aspek Nutrisi Puncak Performa ini, atlet dapat memastikan tubuh mereka selalu berada dalam kondisi prima untuk berkompetisi di level tertinggi dunia.