Bagi para penggemar bulu tangkis, frasa “grip kencang, pukulan berantakan” adalah pengingat yang menyakitkan akan salah satu kesalahan paling mendasar namun sering terjadi: pegangan raket yang tidak tepat. Banyak pemain, terutama pemula, secara naluriah cenderung memegang raket terlalu erat, berharap mendapatkan lebih banyak kekuatan atau kontrol. Namun, justru sebaliknya yang terjadi. Grip yang kaku membatasi gerakan pergelangan tangan, menghilangkan fleksibilitas yang krusial untuk menghasilkan pukulan yang presisi dan bertenaga. Menguasai pegangan raket yang benar adalah fondasi vital untuk meningkatkan kualitas permainan Anda dan menghindari pukulan berantakan.
Kesalahan utama terletak pada keyakinan bahwa kekuatan datang dari cengkraman yang erat. Dalam bulu tangkis, sebagian besar kekuatan dan akurasi berasal dari gerakan cambuk pergelangan tangan dan lengan bawah, bukan dari kekuatan genggaman tangan. Grip yang terlalu kencang akan membuat otot-otot di lengan bawah tegang, menghambat gerakan pergelangan tangan, dan membatasi follow-through pukulan. Akibatnya, pukulan menjadi kaku, tidak bertenaga, dan seringkali mengarah ke pukulan berantakan yang tidak terkontrol. Selain itu, grip yang terlalu kencang juga dapat meningkatkan risiko cedera seperti tennis elbow atau cedera pergelangan tangan.
Untuk mengatasi ini, fokuslah pada “grip santai namun terkontrol.” Idealnya, raket harus dipegang seperti Anda memegang berjabat tangan ringan, dengan jari-jari rileks namun tetap memiliki kendali penuh atas raket. Jempol dan jari telunjuk membentuk huruf “V” di bagian atas pegangan. Tekanan terbesar harus berada pada jari kelingking, jari manis, dan jari tengah, sementara jari telunjuk dan jempol berperan sebagai penyeimbang dan pemandu. Sebuah diskusi oleh pelatih di Akademi Bulu Tangkis Jaya pada Kamis, 12 Juni 2025, pukul 10:00 pagi, secara khusus menyoroti pentingnya kepekaan jari dalam mengendalikan raket.
Selain kekuatan genggaman, kemampuan untuk beralih antara forehand grip dan backhand grip dengan cepat juga esensial. Banyak pemain pemula terjebak pada satu grip saja, yang sangat membatasi kemampuan mereka untuk merespons kok yang datang dari berbagai sudut, sehingga menyebabkan pukulan berantakan di situasi yang mendesak. Latihan transisi grip secara rutin, bahkan tanpa kok, akan melatih memori otot Anda. Misalnya, dalam sesi latihan pada Jumat, 13 Juni 2025, di GOR Serbaguna, para atlet berlatih transisi grip selama 15 menit sebelum memulai drills pukulan.
Ingatlah, tujuan pegangan raket bukanlah untuk mencengkeram raket sekuat mungkin, melainkan untuk memungkinkannya menjadi perpanjangan tangan Anda, mampu bergerak bebas dan responsif. Seperti yang disampaikan oleh seorang anggota tim medis dari Pusat Kesehatan Olahraga pada Rabu, 11 Juni 2025, pentingnya relaksasi otot untuk mencegah cedera dan meningkatkan performa adalah kunci. Dengan melatih grip yang benar, Anda tidak hanya akan mengurangi pukulan berantakan, tetapi juga membuka potensi penuh pukulan Anda, baik dalam hal kekuatan maupun akurasi.